Jumat, 24/10/2014, 01:59:42
KPASI Membantu Naikan Cakupan ASI di Brebes
Laporan Takwo Heriyanto

Pembentukan KPASI tingkat Kecamatan Brebes di aula Puskesmas Brebes (Foto: Takwo Heriyanto)

PanturaNews (Brebes) - Masih rendahnya cakupan pemberian Air Susu Ibu (ASI) di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, yang masih berkisar 32 %, membuat Komunitas Pejuang Air Susu Ibu (KPASI) setempat terus berupaya membantu meningkatkan kesehatan di wilayah berpenduduk terpadat nomor dua se-Jawa Tengah ini.

Ketua KPASI Kabupaten Brebes, Rizky Fajar Afriansyah mengatakan, pihaknya hingga kini terus berupaya untuk membantu menaikkan tingkat kesehatan di daerahnya. Hal itu menyusul, fakta yang ada memang cakupan pemberian ASI di Kabupaten Brebes masih di bawah target Nasional, yang ditentukan tiap Kabupaten yaitu 75 %.

Pernyataan tersebut disampiakan saat kegiatan pembentukan KPASI tingkat Kecamatan Brebes, di aula Puskesmas Brebes, Kamis 23 Oktober 2014. Hadir dalam kegiatan tersebut, sebanyak 40 orang, yang diantaranya dari unsur kader masing-masing desa se Kecamatan Brebes, Pendamping PKH se Kecamatan Brebes, organisasi masyarakat, seperti dari kalangan NU, Muhamadiyah, LDII, Muslimat, Fatayat, Aisyiyah. Hadir juga dari unsur Tim Penggerak PKK Kecamatan Brebes, dan Gugus Tugas KLA Kelurahan Brebes.

Menurut Rizky, ASI adalah satu-satunya makanan terbaik bagi bayi yang berumur 0-6 bulan. Selain itu, ASI juga ekonomis dan hemat, dibandingkan dengan susu formula yang harganya cukup mahal. "ASI juga Praktis karena dimana pun tempatnya, tinggal melek jel bayinya langsung mendapatkan air susu yang pas dengan lambung bayi," katanya.

ASI lanjutnya, juga hygenis karena tidak mudah kena kuman. Berbeda dengan susu formula. "Jadi, untuk saat ini sudah saatnya ibu-ibu yang sedang menyusui hanya diberikan ASI saja, yang merupakan makanan terbaik untuk bayinya," ucapnya.

Narasumber ASI Ekslusif Bidan Nunung Indriyani mengatakan,Dinas Kesehatan Brebes telah membentuk kelompok ibu hamil (Kelompol Ibu Sehat Sehati), KPIbu ( Kelompol Pendukung Ibu), Ikatan Konselor ASI. Langkah itu dilakukan dalam rangka mendorong peningkatan pengetahuan bagi ibu hamil, dari unsur inisiator masyarakat terbentuk KPASI (Komunitas Pejuang Air Susu Ibu).

"Ibu yang melahirkan normal wajib IMD ( Inisiasi Menyusu Dini). Bayi yang baru lahir juga perlu di suntik Hepatitis B (HB0). Kemudian, berikan ASI pertama yang berwarna putih kekuning-kuningan (getah timun/kolostrum). Itu berguna sebagai imunisasi alami (kekebalan tubuh) bagi bayi. Jadi, jangan dibuang," terangnya.

Nunung menambahkan, jika ibu melahirkan minum obat saat bayi sakit, maka masih dikategorikan ASI ekslusif. Disisi lain, payudara yang di masase (diuyeg-uyeg red) sebenarnya tidak baik, alasannya sudah ada saluran kelenjar menuju ke puting susu, sehingga tidak perlu di uyeg-uyeg.

"Yang terpenting dengan penghisapan yang benar, maka produksi air akan lancar, ASI mudah dicerna, diserap secara efisien, dan mampu melindungi infeksi sehingga bayi tidak mudah sakit, justru akan menjadi sehat, cerdas, dan ceria," jelasnya.

Pada acara ini juga disampaikan pengalaman para pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) dalam kegiatan pertemuan kelompok tentang pentingnya Air Susu Ibu (ASI) Ekslusif 0-6 bulan. Di akhir acara dipandu oleh Adi Assegaf dari KPASI Kabupaten Brebes untuk memfasilitasi terbentuknya Pengurus KPASI Kecamatan Brebes, dengan struktur Ketua ibu Sukinah, Wakil Ketua Eka Septiana, Sekretaris Puji Setyawati, dan Wakil Sekretaris Ernawati, serta Bendahara Eni Kosidah.


 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita