Bupati Brebes saat sosialisasi kebijakan UMKM untuk mendukung Sinergi Aksi untuk Ekonomi Rakyat (Foto: Takwo Heriyanto)
PanturaNews (Brebes) - Adanya pembangunan jalan tol Pejagan-Brebes, Jawa Tengah yang akan segera dioperasionalkan, jangan dianggap menghambat ekonomi kerakyatan. Justru sebaliknya, jalan tol itu bias dimanfaatkan untuk menumbuhkan Usaha Mikro Kecil Menengah.
"Usaha kita juga bisa dipasarkan di rest area tol Pejagan-Brebes," ujar Bupati Brebes, Hj. Idza Priyanti SE saat sosialisasi kebijakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam rangka mendukung Sinergi Aksi untuk Ekonomi Rakyat di Gedung KORPRI Brebes, Rabu 25 Mei 2016 sore.
Pihaknya juga sudah melakukan koordinasi dengan beberapa kementerian terkait. Salah satunya dengan Kementrian Perekonomian, supaya pelaku UMKM di Kabupaten Brebes bisa memasarkan atau menjual produk-produk UMKM yang ada di rest area tol Pejagan-Brebes.
“Seperti telor asin, jajanan ringan, maupun produk-produk UMKM khas Kabupaten Brebes. Mudah-mudahan saja Kementrian Perekonomian bisa memberikan respon baik untuk bisa menyetujui," harap Bupati.
Pada bagian lain, kata Bupati, pihaknya juga berencana akan menyiapkan tempat UMKM Center, yang khusus digunakan bagi produk-produk unggulan Kabupaten Brebes.
"Anggaran yang dibutuhkan untuk membangun tempat UMKM Center mungkin bisa mencapai Rp 10 milyar. Insya Allah kalau tidak ada kendala pada tahun 2017 mendatang, bisa diwujudkan. Hanya saja, sebelum dibangun, dibutuhkan tempat atau lokasi yang dinilai strategis," tuturnya.
Langkah itu ditempuh, lanjut Bupati, karena belum banyak terlihat di tempat-tempat wisata maupun hotel-hotel yang ada di Kabupaten Brebes. "Untuk itu, harus kita isi tempat-tempat tersebut secara bergotong royong, tidak harus banyak-banyak dulu,” terangnya.
Menjamurnya pasar modern, imbuh Bupati, hendaknya jangan diangkap sebagai persaingan. Tetapi juga menjadi peluang dengan menyetorkan produk-produk rakyat ke pasar-pasar tersebut.
Dia berharap, para pelaku UMKM bisa bersatu padu membuat koperasi yang bisa menaikan derajat ekonomi anggota. Dengan saling kenal mengenal di keanggotaan koperasi maka bisa saling bersinergi dalam pemasaran maupun permodalan.
Dalam permodalan, sebenar bank-bank pemerinah ataupun swasta sudah memberikan kemudahan kepada para pelaku UMKM. Bahkan terus didorong dengan tingkat bunga sangat rendah. Bank Jateng misalnya, menawarkan bunga kredit hanya 2 persen pertahun untuk pinjaman kurang dari Rp 2 juta.
“Dan untuk pinjaman Rp 5 juta sampai Rp 25 juta bunga kreditnya hanya 7 persen pertahun tanpa agunan yang penting UMKM nya sudah berjalan,” terang Idza.
Sementara, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) Sutejo SE menjelaskan, masyarakat Kabupaten Brebes sangat kreatif terbukti ada 103.366 yang menggeluti UMKM. Pihaknya mengaku telah melakukan pembinaan meski baru 29.000 pelaku UMKM se Kabupaten Brebes.
Dalam kesempatan tersebut dihadirkan kesaksian pengusaha sukses Mohammad Ghozali dari Desa Karanglo Kecamatan Jatibarang Brebes yang awalnya hanya seorang sopir truk. Kemudian beralih profesi salesman, tukang sayur, hingga akhirnya menjadi pengusaha Catering, penyedia sparepart trafo listrik, mesin jahit dan hardware lainya di Jakarta.
“Semua yang ku lakukan tidak semudah membalikan telapak tangan, tetapi dengan doa dan ikhtiar serta ulet dan pantang menyerah,” ucapnya tanpa menyombongkan diri.