Kamis, 16/11/2017, 11:17:02
3 Calon Kades: Rekap Suara Pilkades Sidaharja Sah
Laporan SL Gaharu

Atas: Sudiyono (tengah baju biru), Sumaryo (baju batik merah) dan Kasmui (baju biru berkopiah) kompak. Bawah: Tim sukses Sumaryo menyambut kemenangan (Foto: Dok)

PanturaNews (Tegal) - Tiga orang calon Kepala Desa (Cakades) Sidaharja, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal, Kasmui, Sumaryo, Sudiyono menyatakan sah terkait hasil rekapitulasi pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) di desa tersebut, yang dilaksanakan secara serentak se Kabupaten Tegal pada 29 Oktober 2017 lalu.

Hal itu diakui saat ketiga calon diundang oleh Panitia Pengarah dan Pemantau Pilkades serentak Kabupaten Tegal, di kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dispermades) Kabupaten Tegal, Kamis 16 November 2017 pagi.

Calon Kades Sidaharja nomor urut 1, Kasmui menyatakan bahwa pelaksanaan Pilkades Sidaharja berlangsung kondusif. Dia juga mengaku sepakat dengan hasil pemilihan tersebut.

Kesepakatannya itu ditandai dengan tanda tangan yang dilakukan oleh saksinya dan panitia pilkades. Bahkan, para saksi dari calon kades lainnya juga sudah menandatanganinya. Tak terkecuali, surat suara yang tidak sah atau simetris juga tidak akan dihitung ulang. Itu dilakukan karena dirinya mematuhi pada Tata Tertib (Tatib) Pilkades Sidaharja dan Peraturan Bupati (Perbup) tentang Pilkades.

"Kita sudah sepakat sebelum pencoblosan. Bahwa surat suara yang coblosannya lebih dari satu tapi di luar kolom, maka tidak sah. Tapi kalau masih di dalam satu kolom nama calon walaupun coblosannya lebih dari satu, sah. Itu sudah sepakat semua. Baik saksi maupun panitia pilkades," kata Kasmui yang sudah dua periode mencalonkan diri sebagai Kades Sidaharja ini dan tetap legowo walau tidak menang.

Dirinya tak menampik, memang saat hendak pilkades, ada beberapa warga atau pendukungnya yang belum mendapatkan surat suara dari panitia. Namun, persoalan itu langsung diselesaikan setelah dirinya melaporkan ke panitia pilkades. Alhasil, panitia langsung mendata sekaligus memberikan undangan surat suara.

"Itu saya lakukan ketika sebelum pencoblosan. Dan jumlahnya juga tidak banyak. Memang warga dan timses harus pro aktif juga dan saya rasa semua timses lain juga melakukan hal yang sama," tuturnya.

Calon Kades Sidaharja nomor urut 3, Sudiyono menyatakan hal senada. Menurutnya, pelaksanaan Pilkades di Desa Sidaharja berlangsung lancar. Dia membeberkan, memang saat pencoblosan ada warga yang pingsan. Tetapi, mereka pingsan bukan karena berdesak-desakkan. Melainkan karena habis melahirkan dan ada yang habis menjalani operasi. Sehingga daya tubuhnya masih lemas.

"Yang pingsan cuma tiga orang. Gak banyak. Itu saja karena lagi sakit. Satunya lagi baru melahirkan," ungkap Sudiyono.

Sudiyono yang juga sudah dua kali nyalon sebagai Kades Sidaharja ini menyatakan, warga yang tidak mencoblos karena tidak mendapatkan surat suara itu karena mereka sedang merantau. Sebab, warga Desa Sidaharja banyak yang merantau di luar kota dan berlayar ada ratusan orang.

"Mereka tidak pulang kampung, sehingga tidak mendapatkan surat suara," ujarnya.

Dia mengaku sangat setuju dengan hasil pilkades Sidaharja yang dilaksanakan pada 29 Oktober lalu. Dia juga sudah sepakat dengan hasil perolehan suara yang diumumkan oleh panitia pilkades setempat. Para saksinya juga sudah menandatangani hasil pilkades tersebut.

"Saya setuju dengan hasil pilkades (Sidaharja). Ini tanpa paksaan apapun. Saya cuma berharap, tidak ada keributan. Saya sudah dua kali nyalon dan tidak jadi ya tidak ada masalah, biasa saja dalam pertarungan kan ada yang menang ada yang kalah. Dulu kalah, sekarang juga kalah. Tapi saya tetap legowo, saya tetap happy dan semoga yg menang tetap menjaga amanah dan melanjutkan pembangunan desa," tandasnya.

Calon Kades Sidaharja nomor urut 2 Sumaryo juga mengaku sepakat dengan hasil pilkades yang sudah diumumkan perolehan suaranya oleh panitia setempat pasca penghitungan suara. Saat panitia mengumumkan perolehan suara itu, disaksikan oleh ribuan masyarakat Desa Sidaharja.

Bahkan, panitia pengawas (panwas) dari kecamatan juga turut menyaksikan sampai selesai. Termasuk dari unsur TNI dan Polri. Para saksi dari calon kades juga sudah menandatanganinya. Dengan begitu, pilkades sudah berjalan kondusif.

"Saya dan dua calon kades lainnya sudah sepakat dengan hasil pilkades. Tidak ada masalah. Terimakasih kepada panitia,panwas,BPD dan aparat TNI dan Polri yang sdh menjadi bagian dari kelancaran dan keamanan selama proses pilkades Sidaharja," kata Sumaryo.

Ketua Tim Sukses Calon Kades Sidaharja nomor urut 2, Ali membantah jika pilkades di Desa Sidaharja minim sosialisasi. Menurutnya, panitia dan panwas kecamatan sudah memberikan sosialisasi kepada seluruh tim sukses dari masing-masing calon ihwal tatib pilkades secara pro aktif dan masif.

Sosialisasi dilakukan pada 24 Oktober dan 29 Oktober sebelum pemilihan. Sidaharja kan desa yang dinamis jadi semua warga berbagai kalangan membahas pilkades hampir setiap saat apalagi soal sosialisasi.

"Waktu itu, panitia dan panwas juga menyampaikan bahwa coblosan di luar kolom itu tidak sah. Dan para tim sukses dan saksi menyetujuinya. Semua sepakat. Tapi kenapa sekarang diributkan," kata Ali, saat mendampingi calon kades nomor urut 2 di kantor Dispermades.

Dia justru mengeluhkan terjadinya perampasan undangan pencoblosan yang dilakukan oleh oknum pendukung calon lain. Kala itu, ada 11 warga di wilayah RW 7 dan RW 3 yang surat undangannya dirampas. Beruntung, saat itu diketahui oleh warga lainnya. Sehingga kasus itu langsung diselesaikan oleh panwas kecamatan.

"Sebenarnya waktu penghitungan suara itu bukannya tanpa lampu, tapi mendung. Jadi di siasati menggunakan lampu senter HP panitia untuk penerangan. Dan waktu itu, para saksi dari masing-masing calon kades juga menyetujui. Tidak ada yang protes. Kenapa sekarang dipermasalahkan," ungkapnya.

Ketua Panitia Pilkades Sidaharja, Waryo menyatakan bahwa hasil pilkades sudah disepakati oleh semua saksi. Bahkan, para saksi dari masing-masing calon juga sudah tanda tangan di kertas pleno rekapitulasi dan sah. Berita acara itu pun juga sudah dilaporkan ke Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Sidaharja. "Penghitungan suara berjalan lancar. Tidak ada masalah," ujarnya.

Sementara, lanjut Waryo, bagi warga yang tidak mendapatkan undangan pencoblosan atau surat suara, itu hanya perantau. Mereka tidak bisa mencoblos karena sedang melaut atau diluar kota. Dengan begitu, surat undangan pencoblosan tidak bisa dibagikan.

"Kecuali kalau mereka pulang, kami berikan, yang penting ada KTP nya," pungkasnya.

Kepala Bidang Penataan Desa Dispermades Kabupaten Tegal, Gunawan mengaku saat ini sedang melakukan klarifikasi terhadap 17 desa yang mengalami sengketa pilkades. Dari jumlah itu, diantaranya Desa Sidaharja. Kali ini, pihaknya belum bisa memberikan hasil klarifikasi itu. Karena, klarifikasi akan dikaji kembali bersama dengan Panitia Pengarah dan Pemantau Pilkades Serentak se Kabupaten Tegal Tahun 2017.

"Hasilnya nanti akan kita analisa sebagai pertimbangan Bupati untuk memutuskannya," tandasnya.

Sementara, perolehan Pilkades Sidaharja adalah nomor urut 1 Kasmui mendapatkan 99 suara, nomor urut 2 Sumaryo sebanyak 2.101 suara, nomor urut 3 Sudiyono hanya 37 suara, dan nomor urut 4 Pahruri  sebanyak 2.090 suara. Pemenang Pilkades Sidaharja adalah Sumaryo.


 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita