Jumat, 01/01/2010, 14:24:00
Seniman Tegal Gelar Tahlil untuk Gus Dur
SL Gaharu

Dengan mengenakan belangkon Dwi Ery Santoso membacakan puisi berjudul “Kwang Kwung” pada acara “Tahlil dan Baca Puisi” di halaman Rumpres (Rumah Apresiasi) Tambari Gustam, Kota Tegal.

PanturaNews (Tegal) – Para seniman Tegal menggelar malam “Tahlil dan Baca Puisi” bertempat di halaman Rumpres (Rumah Apresiasi) Tambari Gustam di Jalan Brawijaya 46 Murareja, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal, Kamis (31/12) mulai pukul 20.00 hingga pergantian tahun baru, 2010 atas wafatnya mantan Presiden RI ke-4 KH. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur berlangsung acara unik.. 

Sebelum acara pembacaan puisi dimulai, gema tahlil kubur yang dipimpin Ustadz Abdul Jalil dimulai. Masyarakat nelayan dan para seniman duduk membaur bersila beralaskan karpet. Mereka menunduk khusyu menggemakan ayat-ayat Qur'an untuk keberkahan Sang Guru Bangsa, Gus Dur. Acara kemudian dilanjutkan pembacaan puisi diawali Tambari Gustam dengan melantukan sajak tegalan berjudul "Pati".

Selain Tambari, tampil memeriahkan acara tersebut, penyair Dwi Ery Santoso dengan mengusung beberapa sajak tegalan diantaranya berjudul “Kwang Kwung”, “Wayang Kampung Tirang”, dan “Tuli Kepribèn Kiyé”. Pembacaan Dwi Ery, menegaskan bahwa Negara Indonesia sedang dilanda persoalan korupsi akut yang sulit untuk diberantas. 

Belasan sajak tegalan dan nasional malam itu terus berhamburan dari para seniman Tegal yang tidak hanya terdiri dari penyair, tapi juga guru, pelawak, dan seniman ketoprak turut priatin mengenang in memoriam Gus Dur.

Dalam sambutan, Tambari Gustam selaku Ketua Rumpres mengatakan, acara tersebut sengaja diselenggarakan untuk mengenang dan mendoakan Gus Dur selaku Guru Bangsa yang selama hidupnya banyak berjasa dengan pengabdiannya yang menekankan pada nilai-nilai demokrasi, dan pluralisme yang menjadi semangat almarhmum Gus Dur.

“Kita semua menghormati almarhum Gus Dur, karena pengabdiannya tercurahkan untuk kebesaran bangsa kita. Beliau adalah Guru Bangsa yang mengedepankan nilai demokrasi dan pluralisme di atas pergaulan bebangsa dan bernegara,” papar Tambari.

Selain pembacaan puisi, acara dimeriahkan lawakan oleh Grup Untung Bindeng Cs, yang malam itu cukup mengocok perut. Hadir dalam acara tersebut diantaranya pencipta lagu tegalan Dhimas Riyanto, Dwi Ery Santoso, Untung Bindeng, Slamet HS, Saefuloh SPd, Lanang Setiawan, tokoh masyarakat, nelayan, dan sejumlah seniman ketoprak yang tergabung dalam Grup Musik “Opera Muaratua” pimpinan H. Tambari Gustam.


 
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Komentar Berita