PanturaNews (Tegal) - Setelah sukses menciptakan sepeda motor ber-Bahan Bakar Gas (BBG) generasi Ke-1 (Type GS) di tahun 2012, kini Abdul Wahid S.Kom (45) warga Desa Kajongan, Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, kembali mendulang sukses dengan penciptaan sepeda motor BBG generasi Ke-2 nya (Type GR) yang telah diuji coba mengelilingi pulau Jawa dengan jarak tempuh sekira 1000 Kilometer.
Menurut Abdul Wahid, uji coba BBG menggunakan sepeda motor matic itu dilakukan sejak 12 - 14 Agustus 2014 melalui rute Tegal, Purwokerto, Pacitan, Yogyakarta, Magelang, Semarang dan kembali lagi ke Tegal. Perjalanan panjang dengan jarak tempuh sekitar 1000 Km itu, menghabiskan 18 Kg Gas LPG atau senilai Rp 157.500 (LPG non subsidi) atau Rp 98.000 (LPG 3 Kg bersubsidi).
“Dibandingkan dengan premium maka BBG jauh lebih hemat, jika menggunakan BBM jenis premium akan menghabiskan 32 liter BBM atau setara dengan Rp 208.000 (harga BBM jenis premium per liter Rp 6.500) dengan kecepatan yang sama dengan mengkonsumsi BBM,” kata Abdul Wahid yang juga aktif sebagai Ketua Gapoktan Kabupaten Tegal, Jumat 29 Agustus 2014.
Lebih jauh dikatakan, kreatifitasnya memodifikasi sepeda motor dari ber-BBM menjadi BBG, terinspirasi oleh kondisi makin menipisnya stok BBM dari tahun ke tahun. Hal itu dapat diketahui dari terbatasnya sumber energy fosil di perut bumi. Kondisi lain yang memungkinkan menjadi factor mempersulit BBM dimasa mendatang adalah beban APBN.
Dana rakyat itu terus dikuras untuk subsidi BBM hingga mencapai Rp 291 Triliun pada APBN 2014. Kondisi umum itu dipastikan dapat mendongkrak harga pasaran Premium dan sejenisnya yang akan menjadi momok bagi masyarakat di masa mendatang.
“Tepatnya tahun 2012 lalu, saya mencoba mengantisipasi ketergantungan BBM dengan menciptakan Konverter KIT. Seiring perkembangan teknologi, di tahun 2014 diciptakan system injeksi baru yaitu Injection Valve Technologi (IVT), atau lazim diistilahkan dengan system Teknologi Katup Injeksi. Kami mencoba menjawab tantangan kelangkaan energy BBM dengan alternative BBG untuk kendaraan ringan jenis sepeda motor dan mobil,” ujarnya.
Abdul Wahid mengungkapkan, konvererter KIT yang diterapkan pada sepeda motor BBM Generasi Pertama, diketahui masih memiliki sejumlah kelemahan. Sedangkan pada kreatifitas produksi BBG generasi kedua yang menggunakan teknologi katup Injeksi, lebih memberikan kenyamanan. Apalagi sejak pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan pembelian premium dan solar diseluruh wilayah Indonesia, per 18 Agustus 2014 lalu.
“Teknologi Katup Injeksi memiliki kelebihan diantaranya, hemat bahan bakar, filter BBG, tombol alih bahan bakar, pengaman saluran gas, multi model, penempatan tabung yang modis dan fasilitas isi ulang BBG. Tunggu saja nanti untuk penciptaan generasi ke-3 nya dalam waktu dekat ini,” tandasnya.
Wartawan PanturaNews dilengkapi indentitas yang tertera pada box redaksi, jika terjadi pemungutan uang dalam peliputan berita. Hubungi Kantor Redaksi:Jl. Ayam No 29 Randugunting Kota Tegal atau E-mail:redaksi@panturanews.com atau HP:081575522283